Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan, anggaran Makan Bergizi Gratis (MBG) akan bisa merangkak naik hingga Rp 240 triliun pada 2026.
Ia mengatakan, kebutuhan anggaran itu mempertimbangkan target penerima MBG pada 2026 yang juga telah ditetapkan serupa oleh Presiden Prabowo Subianto seperti pada 2025 sebanyak 82,9 juta siswa, ibu hamil, dan balita.
Modal Belanja Negara (MBG) merupakan bagian dari APBN yang dialokasikan untuk pembiayaan proyek-proyek strategis, termasuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan teknologi. Anggaran ini berperan penting dalam:
- Mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
- Menciptakan lapangan kerja baru.
- Meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas masyarakat.
Dengan anggaran Rp 240 triliun, pemerintah menargetkan percepatan pembangunan di berbagai sektor prioritas.
“Kalau kita lihat dari sisi outlook anggaran dari mulai Rp 71 triliun ke Rp 116 triliun, atau bahkan kalau keseluruhan program mungkin bisa mencapai Rp 240 triliun, atau dalam hal ini cukup signifikan dalam porsi belanja pemerintah,” ucap Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR terkait KEMPPKF dan RAPBN 2026 di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (1/7/2025).
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meski besar, anggaran MBG 2025 perlu dikelola secara transparan dan efisien untuk memastikan:
- Minimnya kebocoran anggaran melalui pengawasan ketat.
- Proyek tepat sasaran dan sesuai kebutuhan masyarakat.
- Kolaborasi dengan swasta melalui skema KPBU (Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha).
Sri Mulyani menegaskan bahwa penggunaan anggaran harus akuntabel demi mencapai target pembangunan.
Anggaran MBG Rp 240 triliun pada 2025 menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam mempercepat pembangunan Indonesia. Dengan fokus pada infrastruktur, energi hijau, digitalisasi, serta peningkatan SDM, langkah ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan rakyat.
Masyarakat dan pelaku usaha dapat memanfaatkan peluang ini untuk berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional.