Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi besar dalam ekspor produk pangan. Namun, nasib ekspor pangan RI belakangan ini menghadapi berbagai hambatan yang cukup signifikan. Salah satu faktor utama adalah kebijakan proteksionis yang diterapkan pada masa pemerintahan Donald Trump di Amerika Serikat, serta persaingan ketat dengan negara-negara seperti Thailand dan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara. (12/7/2025)
Bagi sektor pangan, produk kopi hingga minyak kelapa dan kakao yang memiliki pasar utama ke AS bisa mulai mengalihkan pasarnya ke negara lain seperti kakao ke India serta kopi ke Eropa.
Meski demikian diperlukan upaya peningkatan volume serta produk olahan atau hilirisasi agar dapat bersaing di pasar global. Misalnya RI mengirim kakao mentah yang seharusnya bisa olah lebih lanjut untuk menghasilkan daya saing yang lebih baik. (12/7)
Untuk mengatasi hambatan tersebut, pemerintah dan pelaku usaha di Indonesia perlu mengambil langkah strategis, antara lain:
- Diversifikasi Pasar: Mengurangi ketergantungan pada pasar AS dengan memperluas pasar ekspor ke negara-negara lain seperti Uni Eropa, China, dan negara-negara Asia lainnya.
- Peningkatan Kualitas Produk: Meningkatkan standar mutu dan sertifikasi produk agar sesuai dengan regulasi internasional.
- Inovasi Produk: Mengembangkan produk pangan olahan bernilai tambah yang memiliki daya saing tinggi.
- Penguatan Rantai Pasok: Memperbaiki infrastruktur dan logistik untuk menekan biaya dan meningkatkan efisiensi distribusi.