Baru-baru ini, dunia sempat dihebohkan dengan eskalasi konflik antara Amerika Serikat (AS) dan Iran. Namun, setelah kedua pihak memilih untuk tidak melanjutkan perang terbuka, ketegangan pun mereda. Salah satu dampak langsung yang terlihat adalah penurunan harga minyak mentah dunia hingga 16%.
Berdasarkan data Refiniitv pada perdagangan Selasa (24/6/2025) hingga pukul 14.00 WIB harga minyak mentah acuan AS West Texas Intermediate (WTI) tercatat di US$65,74 per barel atau telah turun 16% dari harga tertinggi di masa perang di US$78 per barel pada perdagangan kemarin (23/6/2025).
Meredanya Ketegangan Geopolitik
Konflik AS-Iran sempat memicu kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak dari Timur Tengah, yang menyumbang lebih dari 30% produksi minyak global. Namun, setelah kedua pihak menghindari perang terbuka, risiko gangguan pasokan berkurang, sehingga harga minyak turun drastis.
Stok Minyak Global yang Melimpah
Menurut data OPEC dan IEA, cadangan minyak dunia saat ini dalam kondisi berlebih. Dengan ketegangan yang mereda, spekulasi kenaikan harga pun ikut menurun.
espons Pasar dan Spekulasi Investor
Pasar bereaksi cepat terhadap perkembangan geopolitik. Ketika risiko perang berkurang, investor segera melepas posisi beli (buy) minyak, menyebabkan harga terkoreksi tajam.
Prediksi Harga Minyak ke Depan
Analis memprediksi harga minyak akan tetap fluktuatif, tergantung pada:
- Kebijakan OPEC+ (apakah akan memotong produksi untuk menstabilkan harga).
- Pertumbuhan ekonomi global, terutama permintaan dari China dan AS.
- Dinamika geopolitik baru di Timur Tengah.
Jika tidak ada guncangan baru, harga minyak bisa stabil di kisaran $60–$70 per barel. Namun, kenaikan ketegangan kembali bisa memicu lonjakan harga.
Baca Juga:
Apa pendapatmu soal penurunan harga minyak ini? Tinggalkan komentar di bawah!