OAKLANDPOLICEBEAT — Jakarta – Kebiasaan sehari-hari sering kali tidak disadari menjadi penyebab utama timbulnya masalah gigi sensitif. Salah satunya cara menyikat gigi yang salah. Hal ini menyebabkan permukaan gigi akan kasar dan gusinya jadi luka atau tidak rata seperti disampaikan Dr. drg. Eko Fibryanto, Sp.KG, Subsp.KE(K).
Gusi yang turun juga dapat memicu sensitivitas pada bagian dentin gigi. Bahkan, udara dingin seperti dari AC saja bisa memicu rasa ngilu jika sudah terlalu sensitif.
Eko juga menyinggung soal dampak karang gigi bagi kesehatan gigi.
“Kalau dampak karang gigi yang tidak dibersihkan biasanya akan mudah berdarah gusinya. Lama-lama gigi menjadi goyang karena akar gigi mulai terlihat. Itu juga bisa menyebabkan bau mulut tidak sedap,” tambah Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Jakarta Barat ini saat ditemui pada Kamis, 24 Juli 2025.
Ia juga menyarankan agar tidak perlu menunggu terlalu lama setelah makan untuk menggosok gigi.
“Saya sudah melakukan penelitian terkait menyikat gigi di antaranya 5 menit, 30 menit, dan 60 menit setelah makan. Hasilnya, 5 menit saja cukup karena pH mulut yang asam bisa segera dinetralkan oleh pasta gigi yang mengandung optimized fluoride,” paparnya.
Faktor Kebiasaan Sehari-hari Jadi Pemicu
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/805198/original/007571900_1422952860-sikat.jpg)
Gigi sensitif biasanya disebabkan oleh menipisnya lapisan enamel gigi atau terbukanya akar gigi akibat resesi gusi. Penyebab enamel gigi yang menipis dapat disebabkan oleh kegiatan sehari-hari kita.
“Biasanya enamel gigi akan terkikis kalau kita suka mengonsumsi makanan atau minuman yang asam. Selain itu, gerakan menyikat gigi jangan terlalu keras. Coba sikat secara perlahan dengan gerakan bulat-bulat agar tidak melukai gusi,” katanya.
Eko juga mengingatkan penggunaan jenis sikat gigi juga berpengaruh tergantung tiap individu. Ada yang soft, medium, dan hard jadi disesuaikan aja dengan intensitas penggunannya.
Rutin ke Dokter Gigi, Jangan Tunggu Sakit
Menurut Eko, pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap enam bulan sekali. Tentu perlu juga didukung dengan kebiasaan baik menyikat gigi dua kali sehari setelah sarapan dan sebelum tidur menjadi langkah paling dasar untuk menjaga kesehatan gigi.
“Gunakan pasta gigi yang mengandung flouride. Karena flouride mampu mencegah gigi kita berlubang. Selain itu, potassium nitrat mampu menenangkan syaraf saat gigi terasa sangat sensitif dan ngilu,” sarannya.
Kandungan kedua bahan ini memang efektif untuk merawat dan melindungi gigi dari dua permasalahan yang sering terjadi, sensitif dan berlubang.
“Makanya kita harus melakukan perawatan secara rutin. Karena kalau udah sakit gigi, malem mau tidur aja gelisah katanya sakit gigi lebih dari sakit hati,” jelas Eko sambil tertawa.
Prilly Latuconsia Berbagi Pengalaman Gigi Sensitif dan Berlubang
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5295349/original/061125900_1753435754-WhatsApp_Image_2025-07-25_at_16.11.41_175ef87c.jpg)
Prilly Latuconsina juga membagikan pengalamannya menghadapi masalah gigi. Ia mengaku, gangguan pada gigi sangat memengaruhi aktivitasnya sebagai public figure.
“Aku punya pengalaman sakit gigi, aduh itu sangat memengaruhi mood dan kerjaan jadi ga lancar. Apalagi aku sehari-hari ketemu sama orang,” ungkapnya dalam peluncuran Sensodyne Cegah Gigi Berlubang & Sensitif di Indonesia
Bagi Prilly, kesehatan gigi adalah aspek penting dalam menunjang penampilan dan kepercayaan diri.
“Yang pastinya kesehatan gigi sangat penting. Untuk makan, berbicara, tersenyum. Jangan lupa rajin sikat gigi sehari dua kali. Jangan males-males ke dokter gigi 6 bulan sekali apalagi sampe nunggu sakit,” pungkasnya.