OAKLANDPOLICEBEAT — JAKARTA – Operasi pemberantasan premanisme yang digelar Polri di seluruh Indonesia sebulan terakhir memuaskan masyarakat. Berdasarkan survei Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) ditemukan 75,1 persen masyarakat puas dengan kinerja Polri bersama instansi terkait dalam memberantas premanisme.
Hasil survei kami menyebutkan 75,1 persen masyarakat puas atas operasi kepolisian di berbagai daerah dalam memberantas premanisme,” ujar Direktur Lemkapi Edi Hasibuan, Minggu (1/6/2025).
Pemberantasan premanisme merupakan perintah Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo yang dimulai sejak 1 Mei 2025. Operasi yang melibatkan TNI dan pemerintah daerah ini digelar serentak untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat.
Edi mengatakan, sejak operasi ini digelar telah memberikan kenyamanan di berbagai wilayah karena merasakan polisi semakin banyak hadir di tengah masyarakat, baik dalam bentuk patroli maupun razia rutin untuk menindak premanisme.
Operasi itu memperlihatkan polisi menjalankan tugas sebagai pelayan, pelindung dan pengayom serta penolong masyarakat. Polisi juga dinilai tegas dalam penegakan hukum terhadap segala bentuk premanisme yang selama ini meresahkan.
Menurut mantan anggota Kompolnas ini, ada sejumlah alasan kegiatan Polri mendapatkan banyak apresiasi dari masyrakat. Sejumlah alasan yang disampaikan responden antara lain, ketegasan kepolisian menangani premanisme dari pusat hingga daerah.
Selain itu, responden melihat komitmen kuat dari Presiden Prabowo Subianto yang meminta Kapolri dan Panglima TNI tegas dan tidak ragu menindak segala bentuk premanisme dan ormas yang kehadirannya meresahkan masyarakat. Apalagi, tindakan preman sudah menjurus pada pelanggaran hukum.
Kemudian, dukungan para pemerintah daerah untuk berantas premanisme turut membuat masyrakat puas dan merasa nyaman karena semua unsur Forkopimda sama sama sepakat memberantas premanisme.
Kami melihat operasi kepolisian memberantas premanisme sangat ditunggu masyarakat karena melihat belakangan ini banyak preman bermunculan di mana-mana,” ujar Ketua umum Asosiasi Dosen Ilmu Hukum dan Kriminologi ini.
Survei operasi premanisme ini dilakukan sejak 14 -27 Mei 2025 dengan jumlah 800 responden berusia 17 tahun ke atas di seluruh Indonesia. Metode survei menggunakan simple random sampling dengan wawancara tatap muka lewat jaringan mahasiswa di seluruh Indonesia.
Selain puas, ada 13,4 persen mengaku tidak puas dengan alasan pelaksanaan operasi premanisme ini belum merata hingga ke desa-desa. Kemudian, 11,5 persen tidak memberikan pendapat. Tingkat kepercayaan hasil survei ini sebesar 97 persen dan margin of error sekitar 3 persen.